Senin, 09 Maret 2009

Proses, adaptasi fisiologi dan psikologi antenatal

PEMBUAHAN, NIDASI DAN PLASENTASI

Untuk tiap kehamilan harus ada spermatozoon, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi hasil konsepsi. Tiap spermatozoon terdiri atas tiga bagian yaitu kaput, atau kepala yang berbentuk lon­jong agak gepeng dan mengandung bahan nukleus, ekor, dan bagian yang silindrik menghubungkan kepala dengan ekor. De­ngan getaran ekornya spermatozoon dapat bergerak cepat.

Dalam pertumbuhan embrional sper­matogonium berasal dari sel‑sel primitif tubulus‑tubulus testis. Setelah janin dila­hirkm, jumlah spermatogonium yang ada tidak mengalami perubahan hingga masa

pubertas tiba. Pada masa pubertas sel spermatogonium tersebut di bawah pe­ngaruh sel‑sel interstisial Leydig mulai aktif mengadakan mitosis, dan terjadilah spermatogenesis yang amat kompleks itu.Tiap spermatogonium membelah dua dan menghasilkan spermatosit pertama.

Sper­matosit pertama ini membelah dua dan menjadi dua spermatosit kedua; spermato­sit kedua membelah dua lagi tetapi dengan hasil bahwa dua spermatid masing‑masing memiliki jumlah kromosom setengah dari jumlah yang khas untuk jenis itu. Dari spermatid ini kemudian tumbuh spermatozoon.

Pertumbuhan embrional oogonium yang kelak menjadi ovum terjadi di genital ridge, dan di dalam kandungan jumlah oogonium bertambah terus sampai pada kehamilan enam bulan. Pada waktu dilahirkan, bayi mempunyai sekurang-kurangnya 750.000 oogonium. jumlah ini berkurang akibat pertumbuhan dan degenerasi folikel‑folikel. Pada umur 6 ‑ 15 tahun ditemukan 439.000, pada 16 ‑ 25 tahun hanya 34.000. Pada masa menopause semua menghilang.

Sebelum janin dilahirkan, sebagian besar oogonium mengalami perubahan-perubahan pada nukleusnya. Terjadi pula migrasi dari oogonium‑oogonium ke arah korteks ovarii, hingga pada waktu dilahirkan korteks ovarii terisi dengan primordial ovarian follicles. Padanya dapat dilihat bahwa kromosomnya telah berpasangan, DNAnya berduplikasi, yang berarti bahwa sel menjadi tetraploid. Pertumbuhan selanjutnya terhenti ‑ oleh sebab yang belum diketahul ‑ sampal folikel itu terangsang dan berkembang lagi ke arah kematangan. Sel yang terhenti dalam pro­fase melosis dinamakan oosit pertama. Oleh rangsangan FSH melosis (pembelah­an ke arah pematangan) terjadi terus, benda kutub (polar body) pertama disisihkan dengan hanya sedikit sitoplasma, sedangkan oosit kedua ini berada di dalam sitoplasma yang cukup banyak.

Proses pembelahan ini terjadi sebelum ovulasi. Proses ini disebut pematangan pertama ovum; pematangan kedua ovum terjadi pada waktu spermatozoon mem­buahi ovum.

Jutaan spermatozoon dikeluarkan di forniks vagina dan di sekitar porsio pada waktu koitus.

Hanya beberapa ratus ribu spermatozoon dapat meneruskan ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat sampai ke bagian ampulla tuba di mana spermatozoon dapat memasuki ovum yang siap dibuahi. Hanya satu spermatozoon, yang mempu­nyai kemampuan (capacitation) untuk membuahi. Pada spermatozoon itu dite­mukan peningkatan konsentrasi DNA dinukleusnya, dan kaputnya lebih mudah menembus oleh karena diduga dapat melepaskan hialuronidase.

Ovum yang dilepas oleh ovarium disapu o1eh mikrofilamen‑mikrofilamen fimbria infundibulum ke arah ostium tuba abdominale, dan disalurkan terus ke arah medial. Ovum sesudah dilepas oleh ovanium mempunyai diameter 100" (0,1 mm).

Ditengah‑tengahnya dijumpal nukleus yang berada dalam metafase pada pembelahan pernatangan kedua, terapung‑apung dalam sitoplasma yang kekuning-kuningan yakni vitellus. Vitellus ini mengandung banyak zat hidrat arang dan asam amino.

Ovum dilingkari oleh zona pellusida. DI luar zona pellusida im ditemukan sel‑sel korona radiata, dan di dalamnya terdapat ruang perivitellina, tempat benda‑benda kutub. Bahan‑bahan darl sel‑sel korona radiata dapat disalurkan ke ovum melalul saluran‑saluran halus di zona pellusida. Jumlah sel‑sel korona radiata di dalam perjalanan ovum di ampulla tuba makin berkurang, hingga ovum hanya dilingkari oleh zona pellusida pada waktu berada dekat pada perbatasan ampulla dan ismus tuba, tempat pembuahan umumnya terjadi. Hanya satu spermatozoon yang telah mengalami proses kapasitasi, dapat melintasi zona pellusida masuk ke vitellus. Sesudah itu zona pellusida segera mengalami perubahan dan mempunyai sifat tidak dapat dilintasi lagi oleh spermatozoon lainSpermatozoon yang telah masuk ke vitellus kehilangan membran nukleusnya; yang tinggal hanya pronukleusnya. Masuknya spermatozoon ke dalam vitellus membangkitkan nukleus ovum yang masih dalam. metafase untuk pembelahan‑pembelahannya. Sesudah anafase kemudian, timbul telofase, dan benda kutub (polar body) kedua menuju ke ruang perivitellina. Ovum sekarang hanya mempunyai pronukleus yang haploid. Pronukleus spermatozoon telah mengandung juga jumlah kromosom yang haploid.

Kedua pronuklei dekat mendekati dan bersatu membentuk zigot yang terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria. Pada manusia terdapat 46 kromosom, ialah 44 kromosom otosom dan 2 kromosom kelamin; pada seorang pria satu X dan satu Y. Sesudah pembelahan kematangan maka ovum matang mempunyai 22 koromosom otosom serta I kromosom X, dan suatu spermatozoon 22 kromosom otosom serta I kromosom X atau 22 kromosom otosom serta I kromosom Y. Zigot sebagai hasil pembuahan yang memiliki 44 kromosom otosom serta 2 kromosom X akan tumbuh sebagai seorang janin wanita, sedang 44 kromosom otosom serta I kromosom X dan I kromosom Y akan tumbuh sebagai seorang janin pria.

Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Hal ini dapat berlangsung oleh karena sitoplasma ovum mengandung banyak zat asam amino dan enzim. Segera setelah pembelahan im terjadi, maka pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar, dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel‑sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi berada dalam stadium morula. Energi untuk pembelahan ini diperoleh dari vitellus, hingga volume vitellus makin berkurang dan terisi seluruhnya oleh morula. Dengan demikian, zona pellusida tetap utuh, atau dengan perkataan lain, besarnya hasil konsepsi tetap sama. Dalarn ukuran yang sama ini hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian‑bagian tuba yang sempit) dan terus ke arah kavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel‑sel tuba dan kontraksi tuba. Dalam kavum uteri hasil konsepsi mencapai stadium blastula.

Pada stadium blastula ini sel‑sel Yang lebih kecil yang membentuk dinding blastula, akan menjadi trofoblas. Dengan demikian, blastula diselubungi oleh suatu simpai yang disebut trofoblas. Trofoblas yang mempunyai kemampuan menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan endometrium dalarn masa sekresi, dengan sel-sel desidua. Sel‑sel desidua ini besar‑besar dan mengandung lebih banyak glikogen serta mudah dihancurkan o1eh trofoblas. Blastula dengan bagian Yang mengandung inner‑cell mass aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua, dan luka pada desidua kernudian menutup kembali. Kadang‑kadang pada saat nidasi yakni masuknva ovurn ke dalarn endometrium‑terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman).

Pada umumnya blastula masuk di endometnium dengan bagian di mana inner‑cell mass berlokasi. Dikemukakan bahwa hal inilah yang menyebabkan tali‑pusat berpangkal sentral atau para sentral. Bila sebaliknya dengan blastula bagian lain memasuki endometnium, maka terdapatlah tali‑pusat dengan insersio velamentosa.

Umumnya nidasi terjadi di dinding depan atau belakang uterus, dekat pada fundus uteri. jika nidasi ini terjadi, barulah dapat disebut adanya kehamilan.

Lapisan desidua yang meliputi hasil konsepsi ke arah kavum uteri disebut desidua kapsularis; yang terletak antara hasil konsepsi dan dinding uterus disebut desidua basalis; disitu plasenta akan dibentuk. Desidua yang meliputi dinding uterus yang lain adalah desidua parietalis. Hasil konsepsi sendiri diselubungi oleh jonjot‑jonjot yang dinamakan villi koriales dan berpangkal pada korion.

Bila nidasl telah terjadi, mulailah diferensiasi sel‑sel blastula. Sel‑sel yang lebih kecil, yang dekat pada ruang eksoselom, membentuk entoderm dan yolk sac, sedangkan sel‑sel yang lebih besar menjadi ektoderm dan membentuk ruang amnion. Dengan ini di dalam blastula terdapat suatu embryonal plate yang dibentuk antara dua ruangan, yakni ruang amnion dan yolk sac.

Sel‑sel fibrolas mesodermal tumbuh di sekitar embrio dan melapisi pula sebelah dalam trofoblas. Dengan demikian, terbentuk chorionic membrane yang kelak menjadi korion. Trofoblas yang amat hiperplastik itu tumbuh tidak sama tebalnya dan dalam 2 lapisan. Di sebelah dalam dibenruk lapisan sitotrofoblas (terdiri atas sel-sel yang monokleus) dan di sebelah luar lapisan sinsitiotrofoblast, terdiri atas nukleus‑nukleus, tersebar tak rata dalam sitoplasma.

Selain itu villi koriales yang berhubungan dengan desidua basalis tumbuh dan bercabang‑cabang dengan baik, di sini korion disebut korion frondosum. Yang berhubungan dengan desidua kapsularis kurang mendapat makanan, karena hasil konsepsi bertumbuh ke arah kavum uteri sehingga lambat‑laun menghilang; korion yang gundul ini disebut korion leave.

Dalam tingkat nidasi trofoblas antara lain menghasilkan hormon human cborionic gonadotropin. Produksi human chorionic gonadotropin meningkat sampai kurang lebih hari ke 60 kehamilan untuk kemudian turun lagi. Diduga bahwa fungsinya ialah mempengaruhi korpus luteurn untuk tumbuh terus, dan menghasilkan terus progesteron, sampai plasenta dapat membuat cukup progesteron sendiri. Hormon korionik gonadotropin inilah yang khas untuk menentukan ada tidaknya kehamilan. Hormon tersebut dapat ditemukan di dalarn air kencing wanita yang menjadi hamil.

Pertumbuhan embrio terjadi dari embryonal plate yang selanjutnya terdiri atas tiga unsur lapisan, yakni sel‑sel ektoderm, mesoderm, dan entoderm. Sementara itu ruang amnion tumbuh dengan cepat dan mendesak eksoselom; akhirnya dinding ruang amnion mendekati korion. Mesoblas antara ruang amnion dan embrio menjadi padat, dinamakan body stalk, dan merupakan hubungan antara embrio dan dinding trofoblas. Body stalk, menjadi tali pusat. Yolk‑sac dan allantois pada manusia tidak tumbuh terus, dan sisa‑sisanya dapat ditemukan dalam tali‑pusat.

Di tali‑pusat sendiri yang berasal darl body stalk, terdapat pembuluh‑pembuluh darah sehingga ada yang menamakannya vascular stalk. Dari perkembangan ruang amnion dapat dilihat bahwa bagian luar tali pusat berasal dari lapisan amnion. Didalamnya terdapat jaringan lembek, selai Wharton, yang berfungsi melindungi arteria umbilikales dan 1 vena umbilikalis yang berada di tali‑pusat. Kedua arteri dari satu vena tersebut menghubungkan satu sistern kardiovaskuler janin dengan plasenta.

Adapun sistem kardiovaskuler janin dibentuk pada kira‑kira minggu ke 10. Organogenesis diperkirakan selesai pada minggu ke 12, dan disusul oleh masa fetal dan perinatal. Ciri‑cirl tersebut di atas perlu diketahul jika pada abortus ingin diketahui tuanya kehamilan. Seperti telah dijelaskan, trofoblas mempunyal sifat menghancurkan desidua termasuk spiral arteri serta vena‑vena di dalamnya. Akibatnya terbentuklah ruangan‑ruangan yang terisi oleh perdarahan dari pembuluh‑pembuluh darah yang ikut dihancurkan. Pertumbuhan ini berjalan terus, sehingga timbul ruangan‑ruangan intervillair di mana villi koriales seolah‑olah terapung‑apung di antara ruangan ruangan tersebut sampai terbentuknya plasenta. Sebagian dari villi koriales tetap melekat pada desidua. Lagi pula, desidua yang tidak dihancurkan oleh trofoblas membentuk septa plasenta, yang dapat dilihat di bagian maternal plasenta.

Septa plasenta ini mernbagi plasenta dalam beberapa maternal cotyledon,umumnya ditemukan 15 sampal 20 buah maternal cotyledon. Foetal cotyledon adalah suatu kelompok besar villi koriales yang bercabang‑cabang seperti pohon. Pada plasenta aterm diperkirakan terdapat 200 foetal cotyledon. Dari tiap‑tiap cabang Vili koriales terdapat sistern vena serta arteria yang menuju ke vena umbilikalis dan arteria umbilikalis. Sebagian besar cabang‑cabang pohon itu tergenang di dalam ruangan intrviiler yang berisii darah ibu yang mengandung banyak zat makanan dan zat asarn bagi janin.

Darah ibu dan darah janin dipisahkan oleh dinding pembuluh darah janin dan lapisan korion. Plasenta yang dernikian dinamakan plasenta jenis hemokorial. Di sini jelas tidak ada percampuran darah antara janin dan ibu. Ada juga sel‑sel desidua yang tidak dapat dihancurkan oleh trofoblas dan sel‑sel ini akhirnya membentuk lapisan fibrinoid yang disebut lapisan Nitabuch. Ketika melahirkan, plasenta terlepas dari endometrium pada lapisan Nitabuch ini. Bila oleh sesuatu sebab umpama pada abortus dikuret terlalu dalarn, maka jonjot‑jonjot plasenta tumbuh di antara otot-otot miometrium (plasenta akreta) atau dapat pula dijumpai plasenta perkreta yang dapat menimbulkan ruptura uteri spontan.

PROSES HORMONAL ANTENATAL

Selama minggu-minggu pertama, korpus luteum dalam ovarium menghasilkan estrogen dan progesteron. Fungsi utamanya pada stadium ini adalah untuk mempertahankan pertumbuhan desidua dan mencegah pelepasan serta pembebasan desidua tersebut. Sel-sel trofoblast menghasilkan hormon korionik gonadotropin yang akan mempertahankan korpus luteum sampai plasenta berkembang penuh dan mengambil alih produksi estrogen serta progesteron dari korpus luteum.

Setelah plasenta mengambil alih, sekresi estrogen dan progesteron mengalami peningkatan yang nyata. Kadar kedua hormon ini tetap yinggi sampai sesaat sebelum aterm, ketika fungsi plasenta dengan rentang usia yang trebatas mulai mengalami penurunan. Ketika hal ini terjadi, kadar hormon plasenta mulai menurun. Beberapa jenis hormon dan fungsinya yang telah dikenal adalah :

HCG (human chorionic gonadotrophin

Hormon ini dihasilkan oleh embrio. Berfungsi untuk mencegah haid dan meningkatkan kadar progesteron. Kadar HCG yang tinggi pada tiga bulan pertama diperkirakan penyebab morning sickness

Estrogen dan Progesteron

Hormon ini merupakan salah satu hormon penting dalam kehamilan yang mengatur kehamilan.

Estrogen

Estrogen merupakan faktor yang mempengaruhi :

  • Pertumbuhan uterus
  • Pertumbuhan payudara
  • Retensi air dan natrium
  • Pelepasan hormon hipofise

Estriol, hormon estregenik utama pada kehamilan, merupakan produk yang terjadi akibat interaksi antara plasenta dan hormon adrenal janin. Kadar estriol dapat diukur dalam urin serta darah dan merupakan indikator penting untuk menunjukkan fungsi plasenta serta kesehatan janin, khususnya pada kehamilan lanjut.

Progesteron mempersiapkan lapisan rahim untuk menerima telur yang sudah dibuahi, merangsang perkembangan jaringan tubuh serta menimbulkan rasa tenang. Bersama dengan estrogen, hormon progesteron juga berguna untuk merangsang perkembangan kelenjar air susu, memperbesar buah dada, dan membuat areola melebar dan lebih gelap.

Relaxin
Hormon ini melembutkan rahim dan mengendorkan otot panggul untuk persiapan kelahiran.

Oksitosin
Hormon ini berfungsi untuk merangsang kontraksi rahim untuk mendorong bayi keluar. Oksitosin juga berguna untuk membantu rahim mengkerut ke ukuran normal setelah melahirkan dan merangsang produksi air susu selama proses menyusui.

Prostaglandin
Bertugas untuk merangsang kehamilan. Wanita memproduksi hormon ini ketika janin siap lahir. Cairan semen yang dikeluarkan pria ketika ejakulasi juga mengandung hormon Prostaglandin

Endorfin
Hormon endorfin menimbulkan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit. Hormon endorfin meningkat selama kehamilan dan memuncak saat persalinan/kelahira

ADAPTASI FISIOLOGIS ANTENATAL

Adaptasi maternal yang meliputi adaptasi anatomi, fisiologi dan metabolisme sangat menentukan keberhasilan hasil kehamilan. Dengan mengetahui perubahan fisiologi kehamilan tersebut diharapkan tenaga kesehatan dapat mendeteksi perubahan yang bersifat patologis.

Perubahan pada uterus

Ukuran : tidak hamil 8 x 5 x 3 cm

Hamil aterm 30 x 22 x 20 cm

Berat : tidak hamil 50 gram

Hamil aterm 1 kg

Serabut otot bertambah banyak, tumbuh membesar dan meregang yang disebakab oleh stimulasi estrogen serta progesteron, dan terjadi akibat tekanan mekanis serta cairan ketuban akan memerluukan lebih banyak ruangan. Dinding uterus menipis dan melunak ketika uterus membesar.

Perubahan dalam Vagina

Pada awal kehamilan, vagina dan serviks memiliki warna yang hampir biru. Warna kebiruan ini disebabkan oleh dilatasi vena yang terjadi akibat kerja hormon progesteron. Sekresi vagina yang normalnya bersifat asam meningkat.

Thrush atau vaiginitis kandida sering ditemukan pada kehamilan. Infeksi ini disebabkan oleh pertumbuhan jamur Candida Albicans secara berlebihan. Meskipun merupakan flora normal bagi usus tapi bukan bagi vagina. Kehamilan dengan kadar estrogen dan glukosa yang tinggi di dalam sirkulasi darah merupakan kondisi yang mendukung pertumbuhan candida dan peningkatan pertumbuhan jamur ini menyebabkab iritasi lokal, produksi sedikit sekret yang berwarna putih sperti keju, timbulnya bercak merah yang kadang-kadang terkihat pada dinding vagina serta pruritus hebat.

Perubahan Payudara

perubahan payudaa yang membawa kepada fungsi laktasi disebabkan oleh menigkatnya kadar estrogen, progesteron, laktogen plasental dan prolaktin. Stimulasi hormonal ini menimbulkan proliferasi sekretorik pada payudara. Sedikit pembesaran payudara, peningkatan sensitivitas dan rasa geli mungkin dialami.

Perubahan pada Gastrointestinal Track

Selama kehamilan kebutuhan nutrisi ibu seperti vitamin dan mineral meningkat. Nafsu makan ibu meningkat sehingga intake makanan juga meningkat. Beberapa wanita hamil mengalami penurunan nafsu makan atau mengalami mual dan muntah atau disebut juga dengan morning sickness. Morning sickness atau rasa mual dan muntah yang terjadi pada kehamilan di trimester pertama (0-12minggu). Penyebab yang pasti masih belum diketahui diduga karena pengaruh perubahan psikologis dan adanya pengaruh perubahan hormonal selama kehamilan yaitu peningkatan hormon human Chorionic Gonadotrophin (hCG).

Hasil laporan menunjukkan bahwa hampir 50-90% dari wanita hamil mengalami mual pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilannya). Mual terhadap makanan tertentu, bahkan hanya karena mencium bau makanan tertentu saja. Setiap wanita hamil akan memiliki derajat mual yang berbeda-beda, ada yang tidak terlalu merasakan apa-apa, tapi ada juga yang merasa mual dan ada yang merasa sangat mual dan muntah setiap saat sehingga memerlukan pengobatan (hiperemesis gravidarum) Setiap wanita adalah special, dengan karakteristik tersendiri. Morning sickness walaupun disebut sebagi morning sickness bukan berarti rasa mualnya hanya terjadi di pagi hari saja, rasa mual dapat terjadi setiap saat, bisa malam, siang ataupun setiap waktu..

  • Kavitas Mulut (Oral Cavity)

Salivasi meningkat akibat gangguan menelan yang berhubungan dengan mual yang terjadi terutama pada awal kehamilan. Pengeroposan gigi selama kehamilan bukan terjadi akibat kurangnya kalsium dalam gigi namun pengeroposan gigi mungkin terjadi akibat penurunan pH mulut selama kehamilan. Dentalcalciumis bersifat stabil dan tidak berkurang selama kehamilan seperti halnya kalsium tulang. Hipertrophi dan gusi yang rapuh dapat terjadi akibat peningkatan hormon estrogen. Defisiensi vitamin C juga dapat mengakibatkan gusi bengkak dan mudah berdarah. Keadaan gusi dapat kembali normal pada awal masa puerpurium.

  • Motilitas Gastrointestinal

Selama kehamilan motilitas gastrointestinal mengalami penurunan akibat peningkatan hormon progesteron yang dapat menurunkan produksi motilin yaitu suatu peptida yang dapat menstimulasi pergerakan otot usus. Waktu transit makanan yang melewati gastrointestinal melambat/lebih lama dibanding pada wanita yang tidak hamil. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penyerapan air dan sodium diusus besar yang mengakibatkan konstipasi.

  • Lambung dan Usofagus

Produksi lambung yaitu asam hidroklorik meningkat terutama pada trimester pertama kehamilan. Pada umumnya keasaman lambung menurun. Produksi hormon gastin meningkat secara signifikan mengakibatkan peningkatan volume lambung dan penurunan pH lambung. Produksi gastrik berupa mukus dapat mengalami peningkatan. Peristaltik usofagus menurun, menyebabkan refluks gastrik akibat dari lamanya waktu pengosongan lambung dan dilatasi atau relaksasi cardiac sphincter. Gastric reflux lebih banyak terjadi pada kehamilan lanjut karena elevasi lambung akibat pembesaran uterus. Disamping menyebabkan heartburn, perbahan posisi berbaring seperti posisi litotomi, penggunaan anestesi berbahaya karena dapat meningkatkan regurgitasi dan aspirasi.

  • Usus besar, usus kecil dan Appendik

Usus besar dan kecil bergeser keatas dan lateral, apendik bergeser secara superior pada ruang panggul. Posisi organ-organ tersebut kembali ke normal pada awal puerpurium. Pada umumnya motilitas mengalami penurunan seperti halnya tonus gastrointestinal yang mengalami penurunan.

  • Kandung Empedu

Fungsi kandung empedu mengalami perubahan selama kehamilan karena hipotonia pada otot dinding kandung empedu. Waktu pengosongan lebih lambat dan inkomplit. Empedu mengalami penebalan dan empedu yang stasis menyebabkan formasi batu empedu.

· Liver
Tidak terjadi perubahan morfologi pada hati selama kehamilan normal, namun fungsi hati mengalami penurunan. Aktifitas serum alkalin fosfatase mengalami gangguan yang mungkin disebabkan karena peningkatan isoenzim alkalin fosfatase plasenta.
Penurunan rasio albumin/globulin terjadi selama kahamilan merupakan suatu keadaan yang normal.

Perubahan Ginjal dan Saluran urinari

  • Dilatasi Renal

Selama kehamilan masing-masing ginjal memanjang sekitar 1-1,5cm, dan secara bersamaan bertambah beratnya. Ureter berdilatasi sampai tepi atas tulang pelvis. Ureter juga memanjang, melebar dan lebih melengkung (kurve). Hal tersebut meningkatkan kejadian stasis urin yang menyebabkan infeksi dan tes fungsi renal sulit diinterpretasi.

Penyebab absolut hidronefrosis dan hidroureter selama kehamilan tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor yang berkontribusi :

  • Peningkatan kadar progresteron yang berkontribusi terhadap hipotoni otot ureter
  • Vena ovari yang berada pada ligamen yang mengalangi pembesaran ovari membesar dan menekan ureter pada tepi tulang pelvis.
  • Dekstro rotasi uterus selama kehamilan menyebabkan ureter kanan lebih berdilatasi dibanding ureter kiri.
  • Hiperplasia pada 1/3 distal otot ureter menyebabkan reduksi ukuran luminal
  • Fungsi ginjal

Glomerular Filtration Rate (GFR) selama kehamilan mengalami peningkatan sampai 50%. Aliran plasma renal meningkat 25-50%. Alran urinary dan sekresi sodium pada akhir kehamilan dapat terganggu karena perubahan posisi, dimana alirannya menjadi dua kali lebih besar pada posisi lateral rekumbent dibanding pada posisi supinasi.
Meskipun GFR meningkat secara dramatis selama kehamilan, volume urin yang melewati ginjal perhari tidak mengalami peningkatan. Sistem urinary lebih efektif selama kehamilan. Dengan kenaikan GFR, terjadi peningkatan creatinin clearen endogen. Konsentrasi kreatinin dalam serum menurun proporsinya untuk meningkatkan GFR dan konsentrasi nitrogen urin menurun. Glukosuria selama kehamilan tidak selalu bersifat abnormal. Hal tersebut terjadi karena peningkatan GFR dan lemahnya kapasitas reabsorbsi tubuler untuk memfiltrasi glukosa. Peningkatan kadar glukosa dalam urin berkontribusi terhadap insiden infeksi saluran perkemihan. Peningkatan proteinuria dianggap abnormal jika lebih dari 500mg/24jam. Kadar enzim renin yang diproduksi ginjal meningkat pada awal trimester pertama dan peningkatan tersebut terjadi sampai kehamilan term. Enzim ini bekerja pada substrat anginotensinogen; dari angiotensin 1, kemudian ke angiotensin 2 yang bekerja sebagai vasokonstriktor. Kehamilan normal resisten terhadap efek peningkatan kadar angiotensin 2 tapi tidak resisten terhadap preeklamsi.

  • Bladder (Kandung Kemih)

Uterus yang membesar menyebkabkan kandung kemih terangkat. Penekanan uterus menyebabkan peningkatan frekuensi bak. Vaskularisasi bladder meningkat dan tonus otot menurun. Kapasitas bladder meningkat sampai dengan 1500 ml.

  • Sterss inkontinensia

Ketidakmampuan untuk mengendalikan aliran urin , khususnya akibat desakan (stress) yang ditimbulkan oleh peningkatan tekanan intrabdomen yang mendadak (seperti ketika tertawa atau bersin) dapat terjadi menjelang akhir kehamilan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus oto pada dasar panggul (akibat progesterone) dan peningkatan tekanan akibat penambahan berat isi uterus.

Perubahan pada kulit

  • Pigmentasi

Kalenjer hipofise anterior yang dirangsang oleh kadar estrogen yang tinggi akan meningkatkan sekresi hormon MSH (melaophore stimulating hormone). Akibat yang ditimbulkan oleh peningkatan MSH bervariasi menurut warna kulit alami wanita tersebut. Pigmenitasi yang lebih gelap terjadi pada :

- puting dan areola mammae

- wajah

- garis tengah abdomen (dari bagian umbilikus hingga rambut pubis)

  • Bekas-bekas kehamilan

Striae gravidarum yang sering disebut sebagai sterch marks atau bekas-bekas regangan pada kehamilan dapat terlihat di bagian perut. Kulit di daerah tersebut akan sangat teregang sehingga serabut-serabut kolagennya mengalami ruptur. Bekas regangan bukan disebabkan oleh peregangan itu sendiri tetapi berhubungan dengan peningkatan sekresi korteks adrenal.

Perubahan pada skeleton dan persendian

Berat uterus dan isinya menyebabkan perubahan pada titik pusat gaya tarik bumi dan garis bentuk tubuh. Lengkung tulang belakang akan berubah mengimbangi pembesaran abdomen dan menjelang akhir kehamilan, banayak wanita yang memperlihatkan postur tubuh khas (yang disebut lordosis). Postur ini terlihat ketika seseorang berdiri dan berjalan dengan penggung yang melengkung dan kedua bahu tertarik kebelakngan. Demikian jaringan ikat pada persendian panggul akan melunak dalam mempersiapkan persalinan. Mobilitas simfisis pubis dan persendian sakro iliaka akan bertambah sehingga rongga panggul menjadi lebih besar. Semua perubahan ini dapat menimbilkan gerakan meluncur yang tidak stabil ketika berjalan dan nyeri punggung.

Perubahan Sitem Kardiovaskuler

  • Posisi dan Ukuran Jantung

Seperti halnya uterus yang membesar dan diafragma yang mengalami elevasi, jentung bergeser keatas dan sedikit kearah kiri dengan rotasi pada aksis jantung, sehingga denyut jantung pada apeks bergerak lateral.
Kapasitas jantung meningkat 70-80 ml; hal ini mungkin disebabkan oleh peningkatan volume atau hipertropi otot jantung. Ukuran jantung meningkat 12%.

  • Kardiak Output

Kardiak output meningkat kurang lebih 40% selama kehamilan. Kardiak output maksimum dicapai pada usia kehamilan 20-24 mgg dan berlangsung terus sampai kehamilan aterm. Peningkatan kardiak output bisa mencapai 1,5 L/menit diatas kadar orang non hamil. Kardiak output sangat sensitif terhadap perubahan posisi tubuh. Sensitifitas ini meningkat seiring dengan tuanya kehamilan, sebab uterus menekan vena kava inferior, dengan demikian menurunkan aliran darah balik ke jantung.

  • Tekanan darah

Tekanan darah sistemik sedikit menurun selama kehamilan. Ada sedikit perubahan pada tekanan darah sistolik, namun tekanan darah diastolik menurun 5-10 mmHg pada usia kehamilan 12-26 minggu. Tekanan darah diastolik meningkat seperti keadaan prepregnant pada 36 minggu kehamilan.
Obstruksi yang disebabkan penekanan uterus pada vena kava inferior dan penekanan bagian presentasi fetus pada vena iliaka dapat menurunkan aliran darah balik ke jantung. Penurunan kardiak output ini menyebabkan turunnya tekanan darah dan menyebabkan edema pada ekstremitas bawah.

  • Resistensi perifer

Resistensi perifer adalah tekanan darah dibagi kardiak output. Peningkatan tekanan balik vena kembali normal jika ibu hamil berada pada posisi lateral rekumbent.

  • Daya pembekuan darah

Daya pembekuan atau koagubilitas mengalami sedikit peningkatan selama kehamilan. Jika koagubilitas ini tidak berhasil ditingkatkan, maka pada saat melahirkan akan terdapat ancaman bahaya pendarahan yang hebat. Bila kogubilitas benar-benar meningkat, bahaya tromosos vena akan terdapat. Karena itu, observasi yang cermat dan penyuluhan yang baik (mengenai mibilitas, pemakaian stocking penyangga) merupakan aspek penting dalam ashan keperawatan preventif selama kehamilan, persalinan, dan pstnatal.

Perubahan Sistem Hematologi

  • Volume darah

Perubahan fisiologi yang paling dirasakan selama kehamilan adalah peningkatan volume darah. Peningkatan kejadian varises pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah kehamilan, jumlah bayi yang pernah dilahirkan, bayi yang dikandung tunggal atau multipel. Peningkatan volume darah berlangsung sampai kehamilan term. Rata-rata peningkatan volume darah pada kehamilan aterm 45-50%. Peningkatan volume darah diperlukan untuk mengkompensasi aliran darah ekstra ke uterus, kebutuhan metabolisme fetus, dan peningkatan perfusi pada organ lain terutama ginjal. Ekstra volume juga diperlukan untuk mengkompensasi kehilangan darah saat persalinan. Rata-rata kehilangan darah pada persalinan pervagina adalah 500-600ml dan kehilangan darah pada persalinan secara saesar sekitar 1000 ml.

  • Sel darah merah

Jumlah total leukosit meningkat selama kehamilan. Jumlah leukosit pada wanita non hamil sekitar 4300-4500/ml dan pada wanita hamil meningkat mencapai 5000-12000/ml pada kehamilan trimester akhir, meskipun jumlah yang tertinggi 16000/ml pernah ditemukan pada wanita hamil trimester tiga. Jumlah sel darah putih yang mencapai 25000-30000/ml merupakan hal yang normal selama persalinan. Jumlah lymphosit dan monosit sangat esensial selama kehamilan. Leukosit polymorphonuclear berkontribusi dalam peningkatan sel darah putih.

  • Faktor pembekuan darah

Selama kehamilan, kadar beberapa faktor koagulan meningkat. Hal tersebut ditandai dengan peningkatan fibrinogen dan faktor VIII. Faktor VII, IX, X, dan XII juga mengalami peningkatan secara perlahan.
Aktifitas fibrinotik menurun selama kehamilan dan persalinan namun mekanisme yang tepat belum diketahui. Plasenta mungkin berperan dalam perubahan status fibrinotik tersebut. Kadar plasminogen meningkat seiring dengan peningkatan kadar fibrinogen yang menyebabkan keseimbangan aktifitas pembekuan dan lisis darah.
Perubahan pada Sistem Pulmoner

  • Perubahan anatomi dan fisiologi

Kehamilan menyebabkan perubahan anatomi dan fisiologi yang berpengaruh terhadap respirasi. Pada awal kehamilan, dilatasi kapiler terjadi pada saluran respirasi ; pembesaran pada nasofaring, laring, trakhea dan bronkus. Hal tersebut menyebbkan perubahan suara dan pernapasan melalui hidung mengalami gangguan. Seperti halnya terus yang membesar, diafragma mengalami elevasi sekitar 4 cm dan tulang rusuk terangkat dan meluas menyebabkan pertambahan diameter toraks bagian bawah sekitar 2 cm, dan lingkar dada meningkat sekitar 6 cm. Elevasi diafragma tidak menghalangi pergerakannya. Tonus otot abdomen mengalami penurunan yang menyebabkan respirasi abdomen lebih sering dibanding respirasi diafragma.

  • Volume dan kapasitas paru

Perubahan terjadi pada volume dan kapasitas paru selama kehamilan. Dead volume (ruang mati) meningkat. Tidal volume meningkat secara bertahap (35-50%) seiring dengan usia kehamilan. Kapasitas paru total menurun 4-5% dengan adanya elevasi diafragma. Kapasitas residu fungsional, volume residu, dan volume cadangan respirasi semua mengalami penurunan sekitar 20%. Volume tidal yang lebih besar dan volume residu yang menurun menyebabkan peningkatan ventilasi alveolar sebesar 65% selama kehamilan. Kapasitas inspirasi meningkat 5-10%.
Perubahan fungsi respirasi antara lain : Respirasi rate 50% mengalami peningkatan, 40% pada tidal volume dan peningkatan konsumsi oksigen 15-20% diatas kebutuhan wanita non hamil. Hiperventilasi yang terjadi pada ibu hamil menyababkan penurunan CO2 alveolar. Penurunan CO2 ini menurunkan tekanan CO2 darah; namun tekanan oksigen alveolar dipertahankan pada batas normal. Hiperventilasi maternal melindungi fetus dari paparan CO2 yang terlalu tinggi.

  • Efek persalinan terhadap sistem pulmoner

Terjadi penurunan Fungtional Residual Capacity (FRC) selama fase awal tiap kontraksi uterus yang diakibatkan retribusi darah dari uterus ke central venosus pool. Sebab penurunan ini tanpa perubahan ruang mati, terjadi delusi residual menyebabkan pertukaran gas menjadi lebih efisien.
Perubahan pada Metabolisme

Seperti halnya fetus dan plasenta yang tumbuh dan kebutuhan tempat yang meningkat pada maternal, perubahan metabolisme juga terjadi. Peruabahan fisik yang nyata adalah perubahan berat badan dan bentuk tubuh. Pertambahan berat badan tidak hanya karena perubahan uterus namun juga karena pertambahan jaringan payudara, darah dan volume air yang membentuk cairan intraseluler dan ekstraseluler. Deposit lemak dan protein, kenaikan jumlah air seluler menambah deposit pada ibu. Rata-rata pertambahan berat badan selama hamil 12,5kg. Selama kehamilan normal sekitar 1000gr pertambahan protein, setengah darinya fetus dan plasenta dan terdistribusi sebagai protein kontraktil uterus, jaringan glandular payudara, protein plasma dan hemoglobin. Kadar albumin plasenta menurun dan kadar fibrinogen meningkat. Total body fat meningkat selama kehamilan, namun jumlahnya bervariasi dengan total pertambahan berat badan. Selama pertengahan masa kehamilan, plasma lipid meningkat namun trigliserida, kolesterol dan lipoprotein menurun segera setelah persalinan. Rasio low density lipoprotein dan high density lipoprotein meningkat selama kehamilan.

ADAPTASI PSIKOLOGIS PADA MASA ANTENATAL

Respon tehadap kehamilan

Setiap orang memiliki respon yang berbeda terhadap diagnosis kehamilan. Bagi sebagian orang tua mungkin timbul perasaan gembira dengan kehamilan yang sudah direncanakan dan sangat didambakan, namun bagi sebagian lainnya yang belum siap, kehamilan dapat menjadi peristiwa yang mengejutkan dan bahkan menimbulkan keputusasaan karena mendengar berita tersebut dan membayangkan masalah sosial serta finansial yang harus ditanggungnya.

  1. Ambivalen

Respons seorang wanita terhadap kehamilan bersifat mendua, bahkan pada kehamilan yang sudah direncanakan sekalipun. Sejumlah implikasi kehamilan yang lebih luas harus dihadapi. Contoh implikasi yang terjadi adalah akibat yang terjadi atas rencana peningkatan karir, pertimbangan finansial, hubungan dengan orang lain, khususnya dengan anggota keluarga, proses kehamilan yang tidaj bisa dihindari dengan perubahan tubuh serta gangguan kenyamanan yang ditimbulkan, dan prospek persalinan. Kesadaran yang timbul terhadap tanggung jawab yang harus dipikulnya atas bayi yang akan dilahirkan dan muncul harapan orang lain di lingkungan calon orang tua. Khususnya calon ibu, terhadap kemampuan mereka untuk menangani bidang yang sama sekali tidaj dikuasainya serta sampai saay ini belum pernah dipikirkan. Jadi, meskipun semua orang di sekeliling calon ibu sudah memperlihatkan kegembiraan mereka atas berita kehamilan, namun calon ibu itu sendiri masih membutuhkan waktu yang lebih lama.

  1. Pengakuan

Perasaan sebelumnya akan berubah dengan semakin majunya kehamilan. Dengan bertambah besarnya perut dan terjadinya berbagai peristiwa positif tertentu, seperti melihat gambaran USG atau mendengar suara jantung janin, maka ibu hamil mulai menerima janin sebagai calon anaknya dan dengan dengan demikian mulai mempersiapkan dirinya untuk menghadapi bayi yang akan lahir.

  1. Labilitas emosional

Labilitas emosional adalah perasaan gembira yang bergantian dengan perasaan sedih atau kadang-kadang campuran kedua perasaan tersebut, juga sering dijumpai dan dapat pula merusak hubungan suami isteri. Bagi wanita itu sendiri, perubahan emosi seperti ini sangat mengganggu dan dapat membuat dirinya merasa kurang

Pengaruh Kehamilan pada Kehidupan Sosial

  1. Karir

Prospek karir atau kemajuan seorang wanita tentu dapat dibatasi oleh kehamilan kendati hal ini tergantung pada kondisi wanita itu sendiri. Pengaruh kehamilan terhadap pekerjaan tergantung pada jenis pekerjaan dan orang-orang tempat wanita itu bekerja. Pada banyak kasus, seorang wanita hamil dapat terus bekerja selama kehamilannya, terutama pekerjaannya tidak menyita banyak tenaga dan waktu. Meninggalka pekerjaan mungkin mula-mula dapat diterima, tetapi dapat pula menimbulkan suatu kesenjangan dalam kehidupan wanita itu, karena dia merasa kehilangan teman-temannya dan perasaan bahwa dirinya berguna.

  1. Aspek finansial

Aspek finansial dapat menjadi masalah jika kehamilan terjadi tanpa terduga dan kalau biaya yang diperlukan untuk kehamilannya lebih besar dari penghasilan pasangan suami isteri muda tersebut. Mereka mungkin akan kesulitan dalam mengatur keuangan. Untuk menghemat pengeluaran, wanita tersebut mungkin akan mengurangi makan makanan segar yang kaya protein serta kalsium yang dibutuhkannya, dan sebaliknya membeli makanan murah yang lebih banyak mengandung pati.

  1. Hubungan dengan orang lain

Hubungan dengan orang lain akan mengalami perubahan akibat kehamilan, karena pasangan suami isteri tersebut tidak lagi bebas untuk mengikuti kegiatan sosial seperti seblumnya. Persiapan finansial dan fisik dibutuhkan dalam menyambut tambahan anggota keluarga baru dan akan menyita sebagian perhatian, energi, semangat dan keuangan mereka. Hubungan keluarga dapat terpengaruh kalau orangtua pasangan suami isteri muda tersebut merasa disepelekan dan bahkan tersinggung ketika nasihat dan pengalaman mereka diabaikan atau ditentang oleh pasangan ini dengan berbagai gagasan ”baru” yang didapat dari kelas penyuluhan antenatal atau sahabat-sahabat mereka. Sebagian besar masalah-masalah hubungan keluarga yang timbul selama kehamilan akan teratasi, khususnya juka pasangan muda tersebut diberi kesempatan untuk beradaptasi dengan status mereka yang berubah ini.

  1. Ketakutan dan kecemasan

Wanita hamil dan suaminya mungkin mengalami ketakutan, kekhawatiran dan berbagai reaksi emosional yang tidak dapat dibagi dengan keluarga serta sahabatnya. Mungkin mereka merasa malu dianggap lemah atau irasional ketika kehamilan serta kelahiran merupakan peristiwa yang normal dan banyak dialami.

Reaksi Terhadap Perubahan Jasmani

Masalah-masalah adn ketidaknyamanan yang umum ditemukan pada kehamilan, seperti mual, konstipasi, insomnia dan nyeri punggung, akan terjadi akibat perubahab fisiologis. Jika tidak ditangani atau dikendalikan, permasalahan pada kehamilan ini dapat menimbulkan penderitaan.

Citra tubuh merupakan aspek kehamilan lainnya yang memerlukan waktu sebelum wanita dapat beradaptasi. Perubahan pada ukuran tubuh dan bentuk payudara serta abdomen, penimbunan lemak, pigmentasi kulit serta tanda regangan pada kulit yang secara keseluruhan membuat tubuh wanita tersebut mungkin tampak jelek, memberikan pengaruh yang berarti bagi seorang wanita yang selalu tampak ideal, rapi dan mejaga penampilan. Kekhawatiran dan ketakutan ini sebenarnya tidak berdasar, tapi sebagian wanita ingin membicarakannya dan memerlukan nasihat atau saran yang dapat menentramkan kekhawatirannya itu.

Proses Persalinan

Kita semua di dalam hati menganggap persalina sebagai suatu tugas yang berat. Persalinan disebut sebagai beban penderitaan, proses yang disertai nyeri dan kejemuan. Proses persalinan juga tidak bebas dari resiko baik bagi ibu maupun bagi bayinya. Persiapan antenatal harus mengusir rasa takut serta ketidakacuhan, dan pada sebagian besar kasus, hal demikian terjadi. Antisipasi persalinan yang pertama merupakan perenungan masalah yang tidak kita ketahui.

Cara yang terbaik bagi seorang wanita hamil untuk mengurangi atau mengusir ketakutan dan kekhawatiran dalam menghadapi persalinan dalah dengan menaruj kepercayaan pada kemampuan tubuhnya untuk berfungsi secara normal, pada kemampuan dokter serta bidan sebagai profesional yang berpengalamandalam bidang ini, dan pada rumah sakit yang dipilihnya. Dengan kepercayaan ini, pasangan suami-isteri tersebut akan lebih tenang dan dengan demikian memberikan kesempatan bagi calon ibu serta tubuhnya untuk menjalani proses persalinan.

Problem Psikologis Selama kehamilan

Berbeda dengan permasalahan sosial dan emosional, masalah psikologis jarang dijumpai dalam masa kehamilanm kendati depresi dapat terjadi pada wanita yang rentan. Kelainan psikologis yang sudah ada sebelumnya dapat membaik atau bertambah parah. Dalam anamnesa riwayat klien, kita harus menanyakan pula riwayat psikologisanya di samping riwayat medis yang berhubungan dengan keadaan jasmani ibu.

Kesinambungan perawatan merupakan faktor yang penting dalam asuhan maternitas. Bahkan dalam klinik yang paling sibuk sekalipun harus diusahakan agar wanita hamil dapat diperiksa oleh dokter yang sama. Penilaian secara objektif terhadap keadaan psikologis dilakukan disepanjang kehamilan dan setiap penyimpangan dari sikap atau perilaku sebelumnya perlu dicatat. Bantuan yang sesuai diberikan setelah pasien dirujuk kepada dokter ahli psikiatri.

2 komentar:

  1. terimakasih telah banyak membantu untuk materi ini

    BalasHapus
  2. Bally's Hotel & Casino in Scottsdale, AZ - JTM Hub
    The 충주 출장안마 iconic casino-hotel is open daily 24 hours and is 남양주 출장샵 open 365 days a 영주 출장안마 year. For assistance in determining 진주 출장마사지 safety 의정부 출장샵 and compliance,  Rating: 4.9 · ‎21 reviews

    BalasHapus